BADAK JAWA, MUTIARA UJUNG KULON YANG HAMPIR PUNAH
10 Sahabat Finia Bersama WWF Indonesia
By Deka R.P
Penelitian badak jawa pertama kali di lakukan oleh orang
belanda 1787 yaitu petrus camper, yang meninggal pada tahun 1789, sebelum dia
sempat mempublikasikan bahwa Badak jawa adalah spesies istimewa. Tahun 1822,
seorang peneliti asal perancis yaitu georges cuvier, menberikan nama ilmiah
pada spesies istimewa ini , dengan nama RHINOCEROS SONDAICUS.
Badak jawa adalah saudara sub spesies dengan badak india
yang tersebar di wilayah asia selatan , memiliki tubuh yang lebih kecil badak tersebut dan lebih besar dari badak
hitam,.
PANJANG TUBUH :
+ 3,1 m – 3,2 m
TINGGI TUBUH :
+ 1,4 m – 1,7 m
Keistimewaan dari
badak jawa adalah terletak pada culanya , spesies badak pada umumnya
menggunakan cula sebagai alat yang di gunakan untuk bertarung , tetapi, bagi
badak jawa . cula di gunakan untuk mebuat kubangan , menarik tanaman agar dapat
di makan, dan membuat jalan untuk vegetasi tebal.
Makanan utama hewan HERBIVORA ini berupa tunas , ranting dan
pucuk dedaunan. Dan sangat menyukai tumbuhan EUIS.
Hingga saat ini , sejak di nyatakannya telah punah badak
jawa pada tahun 2011 di vietnam , secara tidak langsung berarti bahwa hanya di
indonesia pusat pelestarian badak jawa di DUNIA . karena , badak jawa adalah spesies
yang sulit di tangkarkan di kebun binatang manapun , Penangkaran terakhir di
lakukan di Kebun binatang adelaide austalia dan mati pada tahun 1907.
Penelitian awal yang di lakukan WWF di indonesia, mengidentifikasi wilayah TAMAN NASIONAL HALIMUN , di aman dan menjaga jumlah populasinya agar terus bertambah.
Thanks you for WWF indonesia