Xiongnu (Cina: 匈奴; pinyin: Xiōngnú; Wade–Giles: Hsiung-nu; Middle Chinese Guangyun: [xi̯woŋ˥˩nu˩]) adalah bangsa kuno berbasis nomad yang mendirikan suatu negara atau konfederasi di Mongolia dan Cina.Sebagian besar informasi mengenai Xiongnu berasal dari sumber-sumber Cina, sehingga nama-nama dan gelar Xinongnu yang diketahui sekarang merupakan transliterasi bahasa Cina dari bahasa asli Xiongnu.
Identitas inti etnik Xiongnu tak diketahui secara pasti, karena hanya sedikit kata, terutama gelar dan nama pribadi, yang terdapat dalam sumber-sumber Cina. Pendapat dari sejarawan mengenai bahasa yang dituturkan oleh bangsa Xiongnu antara lain bahasa Mongol, bahasa Turk, bahasa Yenisi, bahasa Tokharia, dan bahasa Ural.Nama Xiongnu kemungkinan merupakan kognat bagi nama suku Hun, namun bukti untuk pendapat ini cukup kontroversial.
Sumber-sumber Cina dari abad ke-3 SM melaporkan bahwa bangsa Xiongnu mendirikan sebuah kekaisaran di bawah Modu Chanyu, pemimpin agung mereka setelah tahun 209 SM.Kekaisaran ini membentang melampau perbatasan Mongolia modern. Setelah mengalahkan suku Yuezhi yang sebelumnya dominan pada abad ke-2 SM, Xiongnu menjadi kekuasaan yang dominan di stepa di Asia timur. Mereka aktif di Siberia, Mongolia, Manchuria barat, dan provinsi Mongolia Dalam, Gansu dan Xinjiang di Cina. Hubungan antara dinasti-dinasti awal Cina dengan Xiongnu cukup rumit, dengana adanya periode konflik militer dan intrik yang berulang dan silih berganti, serta ada pula pertukaran upeti, perdagangan, dan kesepakatan pernikahan.