American Airlines Penerbangan 191 adalah sebuah pesawat Terbang jenis McDonnell Douglas DC-10-10 yang jatuh di kompleks perumahan Chicago, Illinois, Amerika Serikat saat hendak lepas landas dari Bandara Internasional O'Hare pada tanggal 25 Mei 1979. Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 258 orang dan 13 awak ditambah 2 orang di darat dan hingga kini merupakan kecelakaan pesawat terbesar dalam sejarah Amerika Serikat
Pesawat tersebut sedang dalam perjalanan dari Chicago menuju Los Angeles dan telah bersiap untuk lepas landas. Saat lepas landas (tepatnya ketika rotate - menaikkan hidung pesawat ketika lepas landas), mesin kiri pesawat terayun-ayun dan terlepas. Ketika terlepas, mesin tersebut mengenai bagian depan sayap dan merusak sistem hidraulik pesawat secara keseluruhan. Ketika menyadari apa yang terjadi, pilot melambatkan kecepatan pesawat (kesalahan pelajaran sewaktu latihan) mengakibatkan pesawat menjadi melayang miring ke kiri dan jatuh di lapangan kosong dekat tempat parkir trailer di ujung landasan . Puing puing mesin kiri pesawat ditemukan berceceran di landasan pacu sesaat setelah pesawat tersebut jatuh.
Pesawat yang terlibat dalam kecelakaan ini berjenis McDonnell Douglas DC-10-10, yang dibeli baru oleh American Airlines tanggal 25 Februari 1972, dan telah terbang selama 7 tahun (20.000 jam terbang). Ditenagai oleh 3 mesin General Electric CF6-6D. Kru Penerbangan 191 adalah Kapten Walter Lux, berusia 53 tahun, pilot paling berpengalaman di American; ia telah menerbangkan DC-10 sejak perkenalannya 8 tahun sebelumnya. Ia memiliki 22.000 jam terbang, 3.000 diantaranya dengan DC-10. Ia juga berkualifikasi untuk menerbangkan Boeing 727, Douglas DC-6, dan Douglas DC-7. Kopilot James Dillard, berusia 49 tahun dan Mekanik Udara Alfred Udovich, 56 tahun, juga berpengalaman dalam menangani DC-10, mereka memiliki jam terbangn 1.830 jam dengan DC-10 (total masing-masing 25.000 jam terbang . Dari proses Investigasi menemukan bahwa mesin kiri sudah mengalami kerusakan struktural sebelum kecelakaan. Ini disebabkan pihak American Airlines merusak konstruksi pesawat (dengan memasang mesin kiri yang baru saja diservis dengan menggunakan forklift sehingga merusak struktur penyangga mesin, yaitu di sayap bagian belakang) saat diservis dengan alasan cepat dan murah. Prosedur ini juga dilakukan oleh Continental Airlines. Pihak penyelidik menemukan pesawat DC-10 Continental juga mengalami masalah yang sama (adanya retakan akibat proses pemasangan mesin yang tidak seharusnya). McDonnell Douglas, pembuat pesawat ini menyatakan "tidak merekomendasikan proses ini karena faktor risiko yang tinggi" dan memberi nasihat yang sama kepada American. Sebenarnya, terdapat satu cara cepat lain yang lebih aman untuk pemasangan mesin pesawat DC-10 - menggunakan derek sehingga lebih mudah untuk dikontrol dalam hal memasang mesin ke dalam penyangganya. Prosedur ini dilakukan oleh United Airlines. Pasca kecelakaan, American Airlines didenda oleh pemerintah Amerika sebesar 500.000 dolar AS akibat kelalaian perawatan, yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang atau banyak orang. Kecelakaan ini juga memperburuk citra McDonnell Douglas DC-10, yang pada waktu itu mengalami banyak insiden dan kecelakaan (salah satu yang terburuk adalah Turkish Airlines Penerbangan 981 serta Air New Zealand Penerbangan 901, yang jatuh pada bulan November tahun itu). Namun, penjualannya tetap bagus dan mengalahkan pesaingnya Lockheed L-1011 Tristar(meskipun tidak seperti yang diharapkan, terutama jika dibandingkan dengan Boeing 747). Saham McDonnell Douglas jatuh sebanyak 20 persen setelah kejadian ini. Tahun 1997, perusahaan ini diambil alih pesaingnya, Boeing.
KLIK SALAH SATU IKLAN INI. ANDA SUDAH BERDONASI PADA KAMI . TERIMAKASIH :)