Dalam beberapa kepercayaan , pada umumnya makhluk mitologis di gambarkan sebagai hibrida, yaitu gabungan dari dua binatang atau lebih, atau manusia dengan sebagian anggota tubuhnya merupakan tubuh hewan tertentu. Sebagai contoh: centaurus adalah gabungan antara manusia dengan kuda; minotaurus adalah gabungan antara manusia dengan banteng; dan putri duyung, merupakan gabungan antara wanita dengan ikan. Penggambaran manusia dengan unsur-unsur hewani telah bermula sejak zaman Paleolitik, dan dipercaya merupakan usaha agar manusia memperoleh kekuatan hewan yang diinginkan.
Beberapa hibrida merupakan gabungan dari beberapa unsur-unsur sifat hewan yang ideal. Hibrida seperti griffin (setengah elang, setengah singa) melambangkan kekuasaan atau kejayaan di langit (burung elang) dan di darat (singa). Hibrida lainnya kemungkinan merupakan metafora (perumpamaan) yang terinspirasi dari suatu hal, misalnya mitos Khimaira dengan Gunung Chimera di Lycia. Khimaira digambarkan sebagai makhluk berbadan kambing, berekor ular, dan berkepala singa (dalam beberapa versi berkepala kambing dan singa), dan menyemburkan api. Hal ini ada kemiripan dengan gunung Chimera yang merupakan gunung berapi, dengan singa di bagian puncak gunung tersebut, kambing merumput di tengah gunung, dan ada banyak ular di bawah gunung.
Umumnya hibrida memiliki etimologi yang menggambarkan ciri-cirinya, misalnya mermaid (putri duyung) gabungan dari mere (laut) dan maid (wanita). Hal ini tidak selalu berarti gabungan spesies yang berbeda secara harfiah. Pada zaman dahulu, para sarjana dan pengelana barat mencoba menceritakan makhluk yang tak lazim mereka jumpai dengan membandingkan ciri-ciri fisiknya dengan makhluk yang mereka ketahui. Sebagai contoh, jerapah, pernah disebut camelopard, dan diduga sebagai makhluk setengah unta (Inggris: camel), setengah macan tutul (Inggris: leopard). Leopard sendiri disebut demikian karena dulu dipercaya sebagai makhluk setengah singa (Latin: "leo") setengah panter (Latin: "pardus"). Penggunaan istilah tersebut masih bertahan hingga sekarang, meskipun secara zoologi tidaklah akurat.
Beberapa hibrida merupakan gabungan dari beberapa unsur-unsur sifat hewan yang ideal. Hibrida seperti griffin (setengah elang, setengah singa) melambangkan kekuasaan atau kejayaan di langit (burung elang) dan di darat (singa). Hibrida lainnya kemungkinan merupakan metafora (perumpamaan) yang terinspirasi dari suatu hal, misalnya mitos Khimaira dengan Gunung Chimera di Lycia. Khimaira digambarkan sebagai makhluk berbadan kambing, berekor ular, dan berkepala singa (dalam beberapa versi berkepala kambing dan singa), dan menyemburkan api. Hal ini ada kemiripan dengan gunung Chimera yang merupakan gunung berapi, dengan singa di bagian puncak gunung tersebut, kambing merumput di tengah gunung, dan ada banyak ular di bawah gunung.
Umumnya hibrida memiliki etimologi yang menggambarkan ciri-cirinya, misalnya mermaid (putri duyung) gabungan dari mere (laut) dan maid (wanita). Hal ini tidak selalu berarti gabungan spesies yang berbeda secara harfiah. Pada zaman dahulu, para sarjana dan pengelana barat mencoba menceritakan makhluk yang tak lazim mereka jumpai dengan membandingkan ciri-ciri fisiknya dengan makhluk yang mereka ketahui. Sebagai contoh, jerapah, pernah disebut camelopard, dan diduga sebagai makhluk setengah unta (Inggris: camel), setengah macan tutul (Inggris: leopard). Leopard sendiri disebut demikian karena dulu dipercaya sebagai makhluk setengah singa (Latin: "leo") setengah panter (Latin: "pardus"). Penggunaan istilah tersebut masih bertahan hingga sekarang, meskipun secara zoologi tidaklah akurat.